BACATANGERANG.COM – Kota Tangerang mempunyai runut sejarah yang sangat panjang. Berbagai ras, suku, dan budaya turut berkembang di kota ini. Begitu pula dengan tutur bahasa masyarakat Tangerang. Terletak di pinggir Ibu Kota, banyak pendatang untuk bekerja atau kuliah. Sebab itu, banyak ragam bahasa yang dipergunakan oleh warga Tangerang, mulai dari betawi, sunda, jawa, batak, dan lain sebagainya.
Di Tangerang terdapat bahasa yang sudah sejak lama berkembang dan juga berhubungan langsung dengan sejarah kota Tangerang. Tahukah kalian bahasa apa sajakah yang telah sejak dulu masuk dan menjadi bukti sejarah di Tangerang?
Untuk kali ini akan kita rangkum menjadi 3 bahasa yang berkembang dan menjadi bahasa sehari-hari masyarakat Tangerang.
- Bahasa Sunda Dialeg Banten
Bisa dikatakan bahasa sunda dialeg banten adalah “Bahasa Ibu” bagi masyarakat Tangerang. Hal itu dikarenakan pada masa kerajaan Tangerang masuk dalam daerah kekuasaan kerajaan Pajajaran. Hampir mayoritas penduduk Tangerang asli berbahasa sunda dialeg Banten.
Namun, Bahasa Sunda yang berkembang di Tangerang cukup berbeda dengan Bahasa Sunda Priangan (Jawa Barat). Pada Bahasa Sunda dialeg Banten tidak mengenal tingkatan karena daerah perkembangannya belum pernah berada dalam kekuasaan Kerajaan Mataram. Hal itu menyebabkan bahasa sunda Dialeg Banten terlihat mempunyai hubungan dengan bahasa sunda kuna, namun bagi mayoritas orang Jawa Barat menganggap bahasa sunda dialeg Banten ini sebagai bahasa sunda kasar.
(Baca juga : https://www.bacatangerang.com/bahasa-sunda-tangerang-aing-tangerang-jasa/)
- Bahasa Jawa Banten
Mungkin saat ini pendatang dari Jawa sangatlah banyak yang menempati Tangerang, jadi masyarakat Tangerang sudah tidak asing lagi dengan penuturan Bahasa Jawa dalam kegiatan sehari-hari. Akan tetapi, sebenarnya Bahasa Jawa telah masuk ke Tangerang sejak abad ke-16.
Dalam sejarahnya setelah Kerajaan Pajajaran runtuh dan kekuasaan beralih ke Kesultanan Banten, Bahasa Jawa mulai dituturkan di Banten, termasuk wilayah Kabupaten Tangerang daerah Barat.
Bahasa Jawa yang berkembang di Tangerang pada awalnya sama halnya dengan Bahasa Jawa Cirebon (ngapak) yang belum dimasuki kosakata asing seperti sekarang. Pada dasarnya Kesultanan Banten memanglah terbentuk dari persatuan antara Kerajaan Cirebon dan Demak yang berhasil merebut wilayah kekuasaan di pesisir Pajajaran.
Pada bahasa ini terdapat dua tingkatan yaitu tingkatan Bahasa Jawa Bebasan (krama) dan Bahasa Jawa standar. Pada pengucapannya Bahasa Jawa Banten mulai terlihat perbedaannya. Hal itu disebabkan karena daerah penuturannya dikelilingi oleh budaya Sunda dan Betawi.
- Bahasa Betawi
Selain Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda, bahasa lainnya yang berkembang di Tangerang adalah Betawi. Tidak bisa dipungkiri secara letak geografis tangerang bersebelahan dengan Jakarta/Betawi. Bisa dipastikan persebaran budaya Betawi juga sampai ke tanah Tangerang.
Pada masa Kesultanan Banten, wilayah Tangerang menjadi wilayah perebutan antara pihak kerajaan dengan VOC dengan sungai Cisadane sebagai batas wilayahnya. Ketika Kesultanan Banten kalah dengan VOC, seluruh wilayah Tangerang jatuh ke tangan VOC.
Singkat cerita, ketika Jepang mulai memperlihatkan kekuatannya dan VOC mulai lemah sebagian tanah di Tangerang di jual kepada penduduk pribumi Batavia yang kaya raya. Bisa dikatakan, sejak zaman itulah bahasa Betawi mulai berkembang di Tangerang.
Nah, itulah 3 tutur bahasa yang berkembang di Tangerang sejak dulu kala. Pada saat ini, tutur bahasa yang ada di Tangerang sangatlah beragam. Mengingat banyaknya para pendatang yang mempunyai ciri adat budaya yang berbeda-beda. Hal itu menambah warna tersendiri bagi Tangerang.